Sabda dan Piala Cinta
Diposting oleh
Imron Tohari
on Minggu, 18 Oktober 2009
Label:
puisi romantisme kehidupan
gambar disunting https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghsf7VQ7o2x3CS0tMxChIt6shfLfyX6CoaZzENR9z_o0cee62rZHpg3DoEb6Gv7IUdHzu4exE-5a2uTdeiu1bRXptW1isXSt1uF0S2kADLmuHqVPDmuhho7EOkcReeozCyG5nWIF8bwtya/s320/lukisan+2.JPG
Sabda dan Piala Cinta
1/
Saat tirai asmara bergoyang
Sedih tak lagi tertompang
Cemas, harap, berebut rinai
Rindu, benci, menyatu
Di piala cinta
: Duka
: Asmara
Berkelana menyusuri palung-palung bisu
Menelisik kaku batu yang kian purba
Di sudut kerling kekasih
Takdir, adanya airmata api
Membakar abu sabda Cinta
Masihtah berarti mendebat rasa?
Oh…
2/
telah sampai tasbih cinta dari sebuah sabda
agar jiwa tetap tunduk dalam air mata
bahasa dari sebuah pesona
menelisik waktu-waktu yang kian purba
lihat saja, tirai asmara bergoyang
sedih tak lagi tertompang *)
inilah yang dinamakan rinai gelombang pasang
membagi rindu ke tepian ranjang remang
tak ada kerling ke dua
tak ada abu bagi sebuah bara
telah tunai ku hancurkan rasa
agar kau bebas menjadi kembara, cinta
______________________________________________________
@ Sajak bersulang lifespirit & Rama Prabu, 17 October 2009
0 komentar:
Posting Komentar