SAKURA



SAKURA

#1

Aku ingat
di stasiun subway itu, pagi pukul sepuluh
kau berbisik
; kasih, saat airmata berderai, sentuhlah
sebelum cintaku terbawa lambai tanganmu
lalu
bisikan desahmu di kupingku
tentang cinta yang berpijar dalam semilir musim semi
merangkai hati,bersama manik-manik asmara
abadi,walau
seperti temali yang rapuh tergerus waktu


#2

Saat senja,
dengan jejak sepatu-sepatu, samar
dari balik kaca subway
tempat penantian itu masih tetap seperti dulu,
di sana
aku;dirimu saling berbisik tentang hati
dan kau kekasih,
pada pertemuan nanti,
saat ada menyambutku,
katakan satu desah saja,
tentang puisimu yang kau sadur dari dalam kalbu,
seperti penghujung akhir musim dingin,
kuncup-kuncup bunga sakura bermekaran
bersama samar pijaran lampion


Bulan bersinar terang ....
di Chiba
pun Narita !


______________________________________
@ Mitsu & lifespirit 2 Feb 2009

Keabadian

Keabadian

Saat kedukaan menyapa
mengajak bibir berbisik
:cinta itu derita, untuknya
tak segan kuteguk airmata duka
biar tahu ada, Nikmat Surga

Dan kau kekasih
kala tergenggam tangan
jangan berharap pada cinta
apalagi berfikir akan
kesetiaan mencinta
ada pada
"pisau pisau kematian
memutus tali nadi
membuat ludah tak lagi
gelas retak
pun
seperti retak ranting
tanpa bunga
tanpa tipis asap nafas
hingga lidah kaku batu
terbungkus bayang
masa lalu"


Oh…
kau
kekasih
meleburlah pada kesakitannmu
ajak kesedihan;kesukaan
berjalan
bahkan: berlari
temukan kuasamu
sampai pada titik

keramaian
keheningan
bukan lagi suatu persoalan
: untuk mencinta…SEGALA!


________________________________________________________________________________
Inspirasi :
Iwan Gunawan : Segala adalah bagian hidup yang harus kujalani,kusyukuri sebagai bagian dari kuasaku
DaveSky : pisau,ranting,gelas,asap,batu

Pada Kekasih



Pada Kekasih

SAAT roh jiwa menyatu pada penghambaan cinta, pernah kukata
gelap adalah sifat malam, pada kesendirian aku bebaskan ilusi-ilusiku tentang cinta,dan
cinta ibarat ulat yang tengah menggerogoti ranumnya apel, bermetamorfosis, menari-nari diantara bunga-bunga yang tengah merekah di ladang-ladang cinta. Bahkan saat aku dekat dengan kekasih, cinta adanya airmata, saat setiap bulir-bulir bening meleleh di pipi, seribu aksara tanpa kata seakan bercerita tentang kepedihan atau kegembiraan yang tiada terkata.

Tiba masa diri melarut pada tubuh malam … Aku lumat hangat bibir kekasih, kudapati cinta itu ibarat keterasingan, yang saat diri tengah melebur cinta, sifat-sifat yang dahulu tidak ku kenal, tiba-tiba menyeruak bagaikan tamu-tamu asing menghantarkan pernak-pernik keindahan rasa, padapada
Cinta ibarat luasnya jiwa, saat jiwajiwa dilanda cinta, di sana tak ada bedanya siang dan malam,karena cinta tidak memandang perbedaan, kecuali saat degup jantung laksana genderang perang, di sana bermuaranya rasa, dan
jika itu kau tanyakan pada api, dia akan berkata

: akulah jiwa dari rohku, yang akan menghangatkanmu dikala musim dingin membekukan darahmu, juga akan membakar menjadikan abu, kala kemarau hati melebur pada kecemburuanku.

Dan tanyakan pada air, maka air pun akan berkata

: akulah yang akan menghanyutkan kedukaan, seperti halnya aku menghanyutkan Musa kecil dari kejaran pecinta-pecinta firaun, dan akan menenggelamkanmu saat kau taburkan benih-benih
ketidak setiaan Zeus pada Hera.

BILA KINI pikiranku kembali tertuju pada terkasih, cinta yang kurasa bertanya padaku tentang cinta

DAN

“yang kutahu hanya sebatas adanya pergantian siang;malam.”


__________________________________________________________
@Imron Tohari, lifespirit 31.12.08/27.2.09/rev.23.5.09

Zeus ( Dewa Zeus ) ; mitos Yunani, Dewa dari segala Dewa, namun mempunyai kelemahan dalam soal wanita. Pada mitos Yunani, Zeus di gambarkan suka mengejar dewi-dewi.

Hera ( Dewi Hera ) ; mitos Yunani, merupakan saudari sekaligus istri Yeus, yang mempunyai rasa sakit hati karena merasa dikhianati cintanya oleh suaminya ( Zeus ), sehingga yang ada di pikirannya adalah rasa iri, cemburu, dan dendam pada orang-orang yang dia anggap menyainginya!

Sungai Kata




Malam …
masih purnama
lembar daun dirayu embun
bibir angin membisik

“Tidakah kau lihat
debudebu
berjejal
berebut
menyetubuhi daun?”

Lalu kedukaan menyapa
:cinta itu derita, untuknya
teguk airmata duka
biar tahu ada, Nikmat Surga

Dan kau kekasih

Kesendirian


SAAT roh jiwa menyatu pada penghambaan cinta, gelap adalah sifat malam, pada kesendirian bebaskan ilusi-ilusi tentang cinta,dan
cinta ibarat ulat yang tengah menggerogoti ranumnya apel, bermetamorfosis, menari-nari diantara bunga-bunga yang tengah merekah di ladang-ladang cinta. Bahkan saat dekat dengan kekasih, cinta adanya airmata, saat setiap bulir-bulir bening meleleh di pipi, seribu aksara tanpa kata seakan bercerita tentang kepedihan atau kegembiraan yang tiada terkata.

Kesendirian

MENGANTAR tangisan kekasih,
saat tubuh-tubuh tak lagi berpeluk, bibir-bibir tak lagi berkecup,masihkah burung merak bisa membanggakan bulu-bulu indahnya?
Sedang terkasih adanya pemburu yang tengah terbuai nyanyian peri-peri hutan.

Lihat …

Padapada malam, bintang tidak akan setia, jadi jangan tanya pada cinta atas kebenaran cinta, karena dia sebenarnya mengeram di dasar kedalaman lautan hati, perlu ribuan mil baginya untuk muncul kepermukaan pada ujudnya yang tak tersentuh, kecuali aksara-aksara tanpa kata yang menyenandungkannya pada rasa.

DAN kala diri melarut pada tubuh malam … lumat hangat bibir kekasih, cinta itu ibarat keterasingan, saat diri tengah melebur cinta, sifat-sifat yang dahulu tidak kau kenal, tiba-tiba menyeruak bagaikan tamu-tamu asing menghantarkan pernak-pernik keindahan rasa, padapada cinta ibarat luasnya jiwa, saat jiwajiwa dilanda cinta, di sana tak ada beda siang dan malam,kecuali saat degup jantung laksana genderang perang, di sana bermuaranya rasa, dan jika itu kau tanyakan pada api, dia akan berkata

: akulah jiwa dari rohku, yang akan menghangatkanmu dikala musim dingin membekukan darahmu, juga akan membakar menjadikan abu, kala kemarau hati melebur pada ketidak sabaranku.

Namun bila itu kau tanyakan pada air, maka air pun akan berkata

: akulah yang akan menghanyutkan kedukaan, seperti halnya aku menghanyutkan Musa kecil dari kejaran pecinta-pecinta firaun, dan wujud airmataku akan menenggelamkanmu saat kau taburkan benih-benih ketidak setiaan Zeus pada Hera.

Namun saat malam kembali bercermin pada cahaya bulan

Kesendirian

Mengajak PIKIRAN kembali tertuju pada terkasih
Dan genangan air mata itu
adalah kekasih,
adalah semua segala

Di sana …
menyatu
pada keadaan,
bebaskan roh jiwa melangkah,
pada rasa,
bebaskan airmata mengalir
mengkristal
membabtis hati
di ladang :
KEKASIH.

___________________________________
@ Sajak panjang liris, lifespirit, 24 mei 2009