PETAKA
Diposting oleh
Imron Tohari
on Selasa, 20 Oktober 2009
Label:
puisi sosial relegi
P E T A K A
1#
Empat penjuru langit menyergap
Gunung-gunung runtuh menyukat bencana
pekik pilu menyayat rahang jiwa
Bukit bukit gemuruh menghempaskan diri
tak peduli
kau atau aku berkubur dalam air mata.
Tiga puluh empat sujudku berzikir
sebanyak baris, sebanyak titik
sebanyak sabda melepas busur petaka dari darah busuk.
2#
adatah ada kau dengar dengan telinga hati
retak tanah terbelah ribuan liter airmata, atau bahkan
jutaan liter airmata menenggelamkan kesombongan insan
bersama detak nadi, denyut tersendat
bertompang pada selang-selang ketidak berdayaan
jerit hiba bagai dentum meriam
Oh!
yaa Khalikah
yaa Khalikul alam
masihtah patut menyombongkan diri dihadapanMu?
dunia kian tua
ajal mengintip
mengajak bersetubuh!
harustah terbekap lena
sedang kerling indah kekasih duniawi, adanya fana …
3#
Kusibakan reruntuh hati yang melena dalam diam
gunung-gunung batu mencabikcabik sebidang tanah harapan
aku hanya sempat mengentaskan ketakutanku sendiri
sedang jerit berkepanjangan melepuh di urat-urat nadi
entah
kesekian ini
aku terpojok
terhimpit
tertikam belatiku sendiri
cerai burai rerotan mengikat rasa
Yaa Allah
Yaa Rabbi
ijinkan aku mencium sejenak sejengkal lelakuku yang mulai matisuri
agar saat hentakan terakhir tiba...
aku masih tersenyum
____________________________________________________________________________________
14 october 2009, Sajak bersulang : Teja “Kejora”Alhabd,Imron “lifespirit” Tohari,Ponco “Pena Api” Lou
0 komentar:
Posting Komentar