Bilik



gambar disunting :https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg22p7ix4Q7j1d9oMem_SCi_VfsZ2ipzqf3f4QpZnPNrfoMJqBb9y4Iky3h9IXPRx8t6CH0gb8C3HTHHIMPOzNmPJakN-ID5DyB_vAox-s51XaxiWMsiuAgvA_ZXYRZwCkNumDTVK03xkef/s200/Sujud+di+padang+pasir.jpg

Bilik

Malam
:Syahdu


Di luar,
lembar daun dirayu embun,
pun debu-debu bilik pengab berterbangan,
lalu ketidakberdayaan menanya pada setipis ari-ari di rahim ibu
:tlah berapa pergantian purnama,
terengguk anggur dari cawan-cawan ma’rifat
di kedai-kedai jiwa
bukan hal kesendirian itu
kepedihan pun kesukaan,menjadikan penyesalan
saat angin dari barat dan timur, berhembus
layaknya para musafir yang berjalan di bawah cahaya bulan,
iring-iringan angin membawa fatwa

“tidak hanya satu tuhan yang menyulang anggur , juga
saat datang Hudzaifah Ibnu Yaman pada Utsman Ibn Affan
dari perang pembebasan Armenia dan Azerbaijan, kecuali
kubiarkan pikiran menjelajah belantara ma’rifat,
dan tidak hanya satu tuhan ,tapi banyak tuhan ,
agar aku tahu keberadaan tuhanku yang sebenarnya,
dan mereka tuhantuhan,
seperti halnya aku,
diantara banyak mushaf-mushaf,
berapa banyak darah telah menetes bercampur tanah,
mengering, lalu jadikan warna kecoklatan, di sana
tuhan aku
diantara sisa-sisa purnama
bermunajat
pada satu mushaf
sepenuh-penuhnya menghamba
sebaik-baiknya mencinta TUHAN”

Syahdu…
Syahdu…

_______________________________________________
@ Imron tohari, lifespirit 23.12.08/26.2.09.rev.17.10.09

Bilik = ruangan kecil

0 komentar:

Posting Komentar