Tampilkan postingan dengan label Sajak Kebangsaan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sajak Kebangsaan. Tampilkan semua postingan

Yang



Gambar disunting http://www.modern-impressionist.com/gallery/L-Contemporary-Impressionist-M-Krackowizer-Shimmer-autumn-day.jpg

YANG…

Rasaku: hujah
kutoreh dalam bait-bait syair
biar tak bisa menopang negeri
syairku bukan pengerat
bukan pula cecurut bau pesing
mondar-mandir kencingi tetek bunda hingga bernanah

Aku
bukan sesiapa
juga bukan apa
bisa jadi aku adalah kau
kau adalah aku
ha ha
tak lebih baik dari cecurut bau pesing
yang…
berharap
bumi
bangsa

Tidak mati!


__________________________________________________________________________
@ Imron Tohari, lifespirit 18 October 2009 ( sempalan dari “ Kumpulan yang tersingkir” )

SATU KATA!



Gambar diunduh dari : http://www.arsipjatim.go.id/web/uploadFile/TBGALERI/Badan%20Arsip%20Propinsi%20Jawa%20Timur/hote-orange.jpg



Gambar diunduh dari : http://belanegarari.files.wordpress.com/2009/01/bungtomo.jpg


___________________________________________________________________________________
SATU KATA!

Perjuangan belum berakhir, kau simpan di mana
Lagu-lagu perjuangan dahulu kala
Lagu-lagu kebangsaan duhulu kala
Lagu-lagu kepahlawanan dahulu kala
Bait sakti garuda pancasila
Mantra pancasila dasar yang lima
Maklumat sakti UUD empat lima

Oh, Bangsa ini butuh itu semua

Betapa bangga dulu: terkumandangkan
Diantara kibar sang saka
Di sini,dalam kalbu, jiwamu Indonesia
Di sini, dalam darah, mengalir semangatmu pahlawan

Tapi kini, merdek…aaaaa

Lihat
Di sana
DI sini
Jiwa tlah mati
Sang saka merdeka
Tapi tiada merdeka
Bahkan aku pun tak mengenal jiwaku lagi

Ah persetan dengan itu semua

Ini Negaraku
Ini bangsaku
Selama nafas memeluk raga
Selama kaki berpijak di tanah ibu
Satu kata untuk bangsa dan negaraku : BANGKIT!

_______________________________________________________

Inspirasi : Puisi “Peringatan” Wiji Thukul

Elang



Gambar diunduh :http://setanalas.files.wordpress.com/2008/11/merah_putih.jpg




Gambar diunduh dari : 340 x 221 - 56k - gif - ayomerdeka.files.wordpress.com/2008/07/merah-.



____________________________________________________________

Elang


Pada tidurku, saat jiwa mengembara, pada lembar-lembar sejarah, bintang adalah leluhur yang memberi arah untuk berlayar, laut, adalah ibu, di sana ikan berloncatan kearah sampan nelayan, dan pada tetesan peluh adanya bapakku, padanya matahari membakar legam kulit, membaptis peluh bapak menjadi Elang. Padapada lembah, gunung, hutan, pekik Elang adanya kidung para ksatria. Dan, kepak sayap Elang pada bayu, beriring samudra mengawan beku, menggigil, merinai hujan, di sana segala hijau manikam menguntai khatulistiwa.

Aku, adalah titisan lembar-lembar sejarah yang kini meringkuk, melayuk, pada layar putih memerah saga yang ada menyatu di gerai-gerai durjana meraja, segala…

Tetesan peluh adalah bapak, padanya
matahari membakar legam kulit, menjelmakannya jadi Elang

Kini gerangan apa yang terjadi ?!

Sayap-sayap patah di batas kemiringan mayapada, pekik nyaring parau tertelan tangis: hutan, lembah, pun gunung menyumpah serapah, pada kegelapan,tidak ada terang pada mata(hari), lihat, air mata juga tak mampu membangunkan jasad-jasad berserak terbujur kaku.

Langit memerah saga. Darah mengucur deras membelah tujuh gugusan angkasa, menggenangi tujuh quantum lapisan bumi, menyelimuti empat penjuru mata angin kedamaian, pedih!. Pada jiwa-jiwa bahari aku berontak, pada lembar-lembar sejarah aku meradang. Pun saat roh dari jiwaku terjaga, pada mushaf-mushaf jiwa aku teriak …

“Pada lembar-lembar sejarah dahulu, bukan aku berontak,
bila kini jantungku berdegup,
lembar-lembar sejarah, esok,
Negara Kesatuan Indonesia tetap tegak berdiri
diantara pekik Elang darah-darah persatuan penerus bangsa!”


___________________________________
@ Imron Tohari, lifespirit 9 Januari 2009

Ini tanahku, tanah Negeri Pusaka




Gambar diunduh dari : http://www.swaramuslim.com/galery/sejarah/img/pasca/1928-Sumpah_Pemuda-1.jpg
_______________________________________________________________________
Ini tanahku, tanah Negeri Pusaka

Saat sang angkara merajalela
Tumpah kesedihan meratap ara
Bunga-bunga hati kuncup merana
Terbakar hangus sumpah durjana

Kala nafsu hati terkunci
Jerit, rintih, tiada lagi arti
Tercabik-cabik nurani suci
Iri dengki subur di bumi pertiwi

Ooo rintih dan tangis-tangis jelata
Bagai arwah-arwah gentayangan
Berkidung kematian
Merayap, merangkak, di bawah panji-panji demokrasi

Wahai rakyat negeri, sadar, sadarlah!
Mendung masih bergelayut di Negeri Pusaka
Negeri tempat darah pejuang bercampur peluh airmata!
Negeri tempat padi yang kau makan
Negeri tempat air yang kau minum
Negeri tempat udara yang kau hirup
Negeri tempat tanah yang kau pijak

Milik Negara Kesatuan Indonesia
Milik Rakyat, Rakyat Negara Kesatuan Indonesia!


______________________________________
@ Imron Tohari, lifespirit, 7 Agustus 2009

Merah Putih



Gambar di unduh dari : 400 x 267 - 81k - jpg - www.iabc.or.id/50111%20005%20Flag%20Meulobah.jpg

_______________________________________________
MERAH PUTIH


Dulu, pohonpohon berdiri jumawa
Menghisap air Mengakar bumi
Negeri bahari elok di garis khatulistiwa

Tapi

Pohonpohon itu kini gemetarrr…

Bom meluluh lantakkan kokohkokoh bangunan
Mencabik-cabik keyakinan beragama
Membakar abu persatuan berbangsa
Di bumi IBU
Jutaan hati menggerang sakit
Menganak sungai airmata

Dan kini

Saat sangkakala menyambut fajar

Diatas sumpah
Diatas Kitab-kitab para nabi

“Salam sejahtera
Pemimpin Negeri
Pengemban amanat suci”

Kami lidah-lidah rakyat berdoa

Untukmu
Untuk saudara sebangsa
Untuk Merah Putih

Selamatkan anak cucu, dari

airmata darah!

______________________________________________
@ Imron Tohari, lifespirit 26 Juli 2009