SAMSARA II
Diposting oleh
Imron Tohari
on Sabtu, 24 Oktober 2009
Label:
kehidupan,
puisi relegi
/
Comments: (0)
Gambar disunting http://www.allpics4u.com/www/slike/misc/Abstract_3D_Graphics/Abstract_graphics1.jpg
SAMSARA II
Saat angin membisik
berjuntai tanya mengangkasa
berpusar;mendengung;mengusik jiwa
pecinta
tidakkah terdengar di sana
angin barat datang membawa berita
tersaji di kedai-kedai musafir cinta
berlaksa hasrat tertuang
di piala cinta
cinta adalah cinta
mengalir, menjerat, merejam, membuai segala…
pun diantara bilur-bilur kalbu
darah cinta itu liar; mencumbu raga
saat pecinta tersuluk asmara
jiwa-jiwa bagai segumpal kabut
alun mengalun lautan dzikir
di atas pusara
bila masih tersisa cinta melebihi kecintaanku atasNya
kan kupanah jatuh matahari hingga tepat membakar jantung
biar ku tahu azab keabadian
___________________________________________________________________
@ lifespirit 14 feb 2008 ( revisi : 25.10.09 )
SAMSARA I
Diposting oleh
Imron Tohari
Label:
puisi relegi
/
Comments: (0)
gambar diunduh http://img11.imageshack.us/i/arenaln.jpg/
SAMSARA I
ihwal rasa
tatap sejoli bersanggit samsara
layuh melayuk di batas senja
merentak, asmara
menyulam, makna
di tanah basah
jejak-jejak kaki tertinggal
bukan cahaya bulan
pun
bederang suria
saat ku laung kala
yang ku butuhkan
sajaksajak pengantar kematian
aku ; kamu
Kelak !
______________________________________________________
@ lifespirit 24 Desember 2008 (on revisi 21 Maret 2009 )
Layuh ; lumpuh/sangat lemah/tidak bersinar,sayu
Melayuk ; meliuk ke kiri dan ke kanan
(Ber)sanggit ; berselisih/bersengketa/cekcok
samsara ; sengsara ; kelahiran kembali
Merentak ; menyentak/merenggut/menarik paksa >> di puisi ini sebagai simbolik ; berharap sangat !
Melaung ; meneriakan ; memanggil
RAJA
Diposting oleh
Imron Tohari
on Jumat, 23 Oktober 2009
Label:
puisi kehidupan dan kekuasaan
/
Comments: (0)
gambar https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj95eQOGSTwK-ByKTX1UgKQAAQghT5Pbt103DP3uVVOPO5ETjUYyp1WM0YgLb5q91GmqOdjJpPLLhZTRc3p09SvkiokPmMY1zTR06vNwuqogfK12p9vFvZ5m-RHAPtQc_hUFxCU5q3wvtg/s400/lukisan+marhaen.jpg
RAJA
aku bertanya pada raja negeri para lintah
: wahai yang duduk di singgasana emas,
di mana pijakkan kaki cahyamu
“tak perlu kau tanya tentang kaki cahaya
aku ini raja
negara itu rimba
rakyat tak lebih dari desau angin,
tunduk dalam takut”
: wahai yang duduk di singgasana emas
sanca membungkam aum harimau
berebut mengintip tahta
tak! aum membelah lembah,gunung, pun hutan belantara
di penghujung kalut
retak bumi mengajak air mata berjalan di keramaian
“denganku, tak perlu bersulang kata
aku ini raja,sabdaku itu hukum dan
perangkat pemerintahan adalah skak sterku”
: wahai yang duduk di singgasana emas
sangka(kala) tiba!
kau jelmakan apa nurani
"aku ini raja, skak mat itu kuasaku
adalah nurani cerita sinterklas untuk kawula cilik"
____________________________________________________
@ Imron Tohari, lifespirit 23 Oct 2009/27 mart 2012
Rona kekasih di nyala lilin
Diposting oleh
Imron Tohari
on Rabu, 21 Oktober 2009
Label:
puisi relegi cinta
/
Comments: (0)
gambar diunduh :http://id-id.facebook.com/profile/pic.php?uid=AAAAAQAQB_oWbuoN4h0veld0j2x7BgAAAA-iDZ4mnmDt0QzlNuhdBumy
Rona kekasih di nyala lilin
Aku, bukan matahari yang dipuja laksana Dewa
Kalau inginku mengurai rasa
Segala
Degup jantung itu
Ah, engkau kekasih
Nyala lilin berpendar
Diantara tatap-tatap mata
Tak hanya kecup
Tak hanya tawa
Tak juga sekedar tiup lilin
Segenap nadi
Memuja bahagia
Tidaktah kau dengar?
Dalam bebunyian surga
Airmata menitik
Detak waktu: Menyatu
Mengambil
Memendekkan
Simpulsimpul tautan hati
Oh Tuhan…
Di kening terkasih
Hangat airmata
: Bermunajat
__________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 15509r211009
PETAKA
Diposting oleh
Imron Tohari
on Selasa, 20 Oktober 2009
Label:
puisi sosial relegi
/
Comments: (0)
P E T A K A
1#
Empat penjuru langit menyergap
Gunung-gunung runtuh menyukat bencana
pekik pilu menyayat rahang jiwa
Bukit bukit gemuruh menghempaskan diri
tak peduli
kau atau aku berkubur dalam air mata.
Tiga puluh empat sujudku berzikir
sebanyak baris, sebanyak titik
sebanyak sabda melepas busur petaka dari darah busuk.
2#
adatah ada kau dengar dengan telinga hati
retak tanah terbelah ribuan liter airmata, atau bahkan
jutaan liter airmata menenggelamkan kesombongan insan
bersama detak nadi, denyut tersendat
bertompang pada selang-selang ketidak berdayaan
jerit hiba bagai dentum meriam
Oh!
yaa Khalikah
yaa Khalikul alam
masihtah patut menyombongkan diri dihadapanMu?
dunia kian tua
ajal mengintip
mengajak bersetubuh!
harustah terbekap lena
sedang kerling indah kekasih duniawi, adanya fana …
3#
Kusibakan reruntuh hati yang melena dalam diam
gunung-gunung batu mencabikcabik sebidang tanah harapan
aku hanya sempat mengentaskan ketakutanku sendiri
sedang jerit berkepanjangan melepuh di urat-urat nadi
entah
kesekian ini
aku terpojok
terhimpit
tertikam belatiku sendiri
cerai burai rerotan mengikat rasa
Yaa Allah
Yaa Rabbi
ijinkan aku mencium sejenak sejengkal lelakuku yang mulai matisuri
agar saat hentakan terakhir tiba...
aku masih tersenyum
____________________________________________________________________________________
14 october 2009, Sajak bersulang : Teja “Kejora”Alhabd,Imron “lifespirit” Tohari,Ponco “Pena Api” Lou
Pada Kekasih
Diposting oleh
Imron Tohari
Label:
Cinta dalam prosa liris
/
Comments: (0)
Pada Kekasih
SAAT roh jiwa menyatu pada penghambaan cinta, pernah kukata cinta ibarat ulat menggerogoti ranum apel, bermetamorfosis: menari-nari diantara bunga-bunga merekah di ladang-ladang cinta.
Dan penghambaan kekasih itu adanya airmata, menyulam seribu aksara tanpa kata, bercerita tentang kepedihan atau kegembiraan yang tiada terkata. Pada kesendirian, malam merenda gelap, menyairkan ilusi-ilusi cinta
Bulan o bulan, pada tubuh malam ku lumat hangat bibir kekasih, ku dapati cinta itu ibarat keterasingan, saat diri lebur di piala asmara, sifat-sifat yang dahulu tidak ku kenal, menyeruak bagaikan tetamu asing hantarkan pernak-pernik indahnya rasa, padapada cinta, ibarat luasnya jiwa, saat jiwajiwa meneguk madu asmara, tak ada beda siang dan malam, kecuali saat degup jantung laksana genderang perang, disana muaranya rasa, jika itu kau tanyakan pada api, warna saga akan melukis jantungmu
: akulah jiwa dari rohku, yang akan menghangatkan dikala musim dingin membekukan darahmu, juga akan membakar abu kala kemarau hati letikkan api cemburu.
Lalu kau biarkan airmata kerinduan itu telimpuh, mengadu pada air yang mengairi ladang-ladang nestapa
: akulah yang akan menghanyutkan kedukaan, seperti halnya aku menghanyutkan Musa kecil dari kejaran pecinta-pecinta firaun, tapi juga akan menenggelamkanmu saat kau taburkan benih-benih ketidak setiaan Zeus pada Hera.
“pada kekasih
pergantian siang;malam
yang kutahu sebatas tangkupan mata
selebihnya
tak!”
__________________________________________________________
@Imron Tohari, lifespirit 31.12.08.rev.23.5/20.10/09
Zeus ( Dewa Zeus ) ; mitos Yunani, Dewa dari segala Dewa, namun mempunyai kelemahan dalam soal wanita. Pada mitos Yunani, Zeus di gambarkan suka mengejar dewi-dewi.
Hera ( Dewi Hera ) ; mitos Yunani, merupakan saudari sekaligus istri Yeus, yang mempunyai rasa sakit hati karena merasa dikhianati cintanya oleh suaminya ( Zeus ), sehingga yang ada di pikirannya adalah rasa iri, cemburu, dan dendam pada orang-orang yang dia anggap menyainginya!
Yang
Diposting oleh
Imron Tohari
on Senin, 19 Oktober 2009
Label:
Sajak Kebangsaan
/
Comments: (0)
Gambar disunting http://www.modern-impressionist.com/gallery/L-Contemporary-Impressionist-M-Krackowizer-Shimmer-autumn-day.jpg
YANG…
Rasaku: hujah
kutoreh dalam bait-bait syair
biar tak bisa menopang negeri
syairku bukan pengerat
bukan pula cecurut bau pesing
mondar-mandir kencingi tetek bunda hingga bernanah
Aku
bukan sesiapa
juga bukan apa
bisa jadi aku adalah kau
kau adalah aku
ha ha
tak lebih baik dari cecurut bau pesing
yang…
berharap
bumi
bangsa
Tidak mati!
__________________________________________________________________________
@ Imron Tohari, lifespirit 18 October 2009 ( sempalan dari “ Kumpulan yang tersingkir” )
Sabda dan Piala Cinta
Diposting oleh
Imron Tohari
on Minggu, 18 Oktober 2009
Label:
puisi romantisme kehidupan
/
Comments: (0)
gambar disunting https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghsf7VQ7o2x3CS0tMxChIt6shfLfyX6CoaZzENR9z_o0cee62rZHpg3DoEb6Gv7IUdHzu4exE-5a2uTdeiu1bRXptW1isXSt1uF0S2kADLmuHqVPDmuhho7EOkcReeozCyG5nWIF8bwtya/s320/lukisan+2.JPG
Sabda dan Piala Cinta
1/
Saat tirai asmara bergoyang
Sedih tak lagi tertompang
Cemas, harap, berebut rinai
Rindu, benci, menyatu
Di piala cinta
: Duka
: Asmara
Berkelana menyusuri palung-palung bisu
Menelisik kaku batu yang kian purba
Di sudut kerling kekasih
Takdir, adanya airmata api
Membakar abu sabda Cinta
Masihtah berarti mendebat rasa?
Oh…
2/
telah sampai tasbih cinta dari sebuah sabda
agar jiwa tetap tunduk dalam air mata
bahasa dari sebuah pesona
menelisik waktu-waktu yang kian purba
lihat saja, tirai asmara bergoyang
sedih tak lagi tertompang *)
inilah yang dinamakan rinai gelombang pasang
membagi rindu ke tepian ranjang remang
tak ada kerling ke dua
tak ada abu bagi sebuah bara
telah tunai ku hancurkan rasa
agar kau bebas menjadi kembara, cinta
______________________________________________________
@ Sajak bersulang lifespirit & Rama Prabu, 17 October 2009
Airmata Langit
Diposting oleh
Imron Tohari
on Sabtu, 17 Oktober 2009
Label:
puisi relegi
/
Comments: (0)
gambar disunting https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjf-69gdBOmV_KZkzha6TG_f2E_vNbef1DW0k5yREljUVlOFlksqvEMcZQimPt1KtJVWqgdUL59cx2ozmy7he63fOOBNqwloTK4P9mvxOZ_F9VNgPOsL2KECfvTjoxHi8TYN3bEzTQTv4F9/s400/Picture+Acara+Prasasti+018.jpg
Airmata Langit
setelah mimpi itu pergi,
satu kepahaman, terpindai
pun begitu, masih ada tertinggal ...
langkah mengayun, timpang
belok kiri, simpang kanan
mungkintah
akhir tujuan berlainan destinasi*
langit, masih bertampar
bumi, masih bergoyang
buru-buru tangan menggapai piala
tenggak
mabuk
anggur airmata Ulul Azmi*
_______________________________________
Biska, 23.9.09, editing by lifespirit.
*destinasi /déstinasi/ n tempat tujuan;
tempat pengiriman
*ulul azmi n para rasul yg merupakan teladan
krn ketabahan dan kesabaran hati
(yaitu Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan
Muhammad saw)
Bilik
Diposting oleh
Imron Tohari
Label:
puisi relegi
/
Comments: (0)
gambar disunting :https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg22p7ix4Q7j1d9oMem_SCi_VfsZ2ipzqf3f4QpZnPNrfoMJqBb9y4Iky3h9IXPRx8t6CH0gb8C3HTHHIMPOzNmPJakN-ID5DyB_vAox-s51XaxiWMsiuAgvA_ZXYRZwCkNumDTVK03xkef/s200/Sujud+di+padang+pasir.jpg
Bilik
Malam
:Syahdu
Di luar,
lembar daun dirayu embun,
pun debu-debu bilik pengab berterbangan,
lalu ketidakberdayaan menanya pada setipis ari-ari di rahim ibu
:tlah berapa pergantian purnama,
terengguk anggur dari cawan-cawan ma’rifat
di kedai-kedai jiwa
bukan hal kesendirian itu
kepedihan pun kesukaan,menjadikan penyesalan
saat angin dari barat dan timur, berhembus
layaknya para musafir yang berjalan di bawah cahaya bulan,
iring-iringan angin membawa fatwa
“tidak hanya satu tuhan yang menyulang anggur , juga
saat datang Hudzaifah Ibnu Yaman pada Utsman Ibn Affan
dari perang pembebasan Armenia dan Azerbaijan, kecuali
kubiarkan pikiran menjelajah belantara ma’rifat,
dan tidak hanya satu tuhan ,tapi banyak tuhan ,
agar aku tahu keberadaan tuhanku yang sebenarnya,
dan mereka tuhantuhan,
seperti halnya aku,
diantara banyak mushaf-mushaf,
berapa banyak darah telah menetes bercampur tanah,
mengering, lalu jadikan warna kecoklatan, di sana
tuhan aku
diantara sisa-sisa purnama
bermunajat
pada satu mushaf
sepenuh-penuhnya menghamba
sebaik-baiknya mencinta TUHAN”
Syahdu…
Syahdu…
_______________________________________________
@ Imron tohari, lifespirit 23.12.08/26.2.09.rev.17.10.09
Bilik = ruangan kecil
memanggil mimpi
Diposting oleh
Imron Tohari
Label:
Puisi tema motivasi kehidupan
/
Comments: (0)
Gambar disunting : http://malikazir.files.wordpress.com/2009/09/tangisan-rindu-sang-bidadari.jpg
memanggil mimpi
saat engkau datang
lembut angin utara mengiring asmara
hingga tiba masa
badai o badai
tercerai pisah
hasrat sejoli resah melayuk rindu
diantara ketidak pastian waktu
deras tak tampak
rinai hati
oh, sedih kala itu
duhai kekasih
lihat
diantara bulan memancar
ibarat seroja
berharap mekar putih bunga
rimpang batang menompang daun
haruskah tergerai pisah
sedang
: aku
: kau
tak lekang melaung mimpi
_____________________________________________________________________
@ lifespirit 31.3.08/1.12.08/10.3.09
Inspirasi puisi ini : diangkat dari kisah seorang teman wanitaku yang saling mencinta dengan kekasihnya ( berjalan 7 tahun )…. Namun sang gadis masih trauma dengan masa lalu keluarganya, sehingga dia belum berani memberi kepastian jawab pada kekasihnya untuk married ! ( Alhamdullillah saat puisi ini saya editing, sekarang mereka sudah jadi suami istri, dan tengah menanti kelahiran putra pertamanya. Amin ).