Menguak Tabir



Menguak Tabir

Ku kulum bayang di reruntuhan petang
gelinjang sesak rebah telentang aku dibekap kenang
olala …
telikung senyummu di kelok wajah: merobek awan
kuyup tubuh tertumpah hujan

Awan, o awan tengah menggulat perkasa bulan
roh ; jiwa, berdekap melayang
menelusuri empat anasir kehidupan: hidup ibarat pewayangan
pada bayang reruntuhan kelam, hidimbi memohon sasmita kunti

“oh dewi kunti sang ibu
kala kejujuran
kesetiaan
tak cukup memikat hati bimasena
aku hidimbi menangis…
luka,o luka membentuk cerug
airmata,o airmata mengalir kolam
di sana bunga seroja merekah
bermandi cahaya di bulat daun
lalu butir air menggelinding, kumpul
juga melompat dua katak : mesra!”


( Kasih kunti adalah kasih ibu
moksa hidimbi, terlahir arimbi nan jelita
dan perkasa bimasena pun terpanah asmara arimbi )

pencar air tergetar
lembar-lembar daun serempak berkata
-sasmita kunti sang ibu
-kuncup seroja
-awan berkuak
-rembulan tersenyum

iakah seperti itu cinta?

________________________________________
@ Imron Tohari,lifespirit 28.1.09/rev.6.8.09
Catatan : empat anasir kehidupan yang dimaksud dalam sajak ini adalah : Phisik raga/tubuh, Nafsu/hasrat/keinginan, akal/pikiran, hati/nurani.

0 komentar:

Posting Komentar