Rasa yang Menggemuruh Menggeletar


foto by google

Rasa yang Menggemuruh Menggeletar

Pada hati pernah kuberjanji tidak akan meninggalkanmu pergi, untuk itu
sebagian jiwaku masih terpasung;tertinggal dalam cerita yang mengikat jiwajiwa
menyatu dengan segala air mata mengalir ; melaju, lalu rinai seperti tangisan langit
menyentuh benih-benih tanah berharap kembali merekah.

Kini kala aku tak lagi memelukmu, ijinkan jiwamu kuajak membenam ---
direlungrelung hati, saat telingatelinga jiwa saling merunduk mendengar
degupdegup lembut didetakkan air mata doa selayaknya embun bermanja di lembar daun,atau bahkan seperti angin yang memberi pertanda nelayan berlayar hingga pada saat bibirbibir retak saling melumat, akan kukata : Bukan pada embun yang bermanja di selembar daun, bukan pula pada angin yang memberi pertanda nelayan, tapi
larung pedihmu di aluralur sungai keluasan hati, sebelum kau tasbihkan “luka” bagian dari permainan rasa.

Bila belum cukup, kemari, dengarkan desir hangat darah yang berjalan beriring mengairi ladangladang jiwa.

"Tidakkah kau rasa,
air mata berserak,
berharap menyatu"


( lifespirit 2009 )

0 komentar:

Posting Komentar