Cakra

tibatiba aku yang tenggelam di mata sedihku tertawa
dengan nafas masih detak
urat nadi belum putus
kupahami kehidupan mempunyai jalan hidupnya sendiri

biar saat itu mata dibenturkan dengan beriburibu kedukaan
yang bahkan hutan-hutan api melingkar, berkobar
dengan lidah api siap membakar setiap jengkal langkah
tak kuijinkan ketakutan memuja nasib
sebab saat kutanya
nasib itu sendiri pecah tak tahu masa depannya

dan jikalau kini aku dibekap sunyi
kan kukepakkan bulu-bulu sayap
yang aku sulam dari bulu mata kekasih
hingga langit dan malaikat terus bertasbih
memohon pada Khalikul alam
menyematkan mahkota dari untaian doa-doa sulaiman
menjadikan kecantikan balqis telimpuh
di altar Cinta

nasib adalah esok

( lifespirit 2009 )

0 komentar:

Posting Komentar