Kejora dan Cahaya




Kejora dan Cahaya
:/Teja Alhabd Sang Kejora


menapis rindu
lamunan itu masih dalam genggaman
gerimis tak juga usai membasah bumi

di ujung jalan setapak
sayup sayup suara ranting patah
menyatu dengan hembus angin utara yang
menusuk -nusuk ke dalam tulang

dari arah yang entah
suara semakin jelas terdengar, walau lirih
:” kejora, iakah itu engkau
datang bersama matahari”

pada lamunan rindu yang gamang mengiris
angin sesekali meniup daun jatuh
nestapa serasa tiada berkesudah
mengorbankan jiwa seakan lebih mudah
tapi mengikat tali-tali cinta pada pembuat gerimis
adalah sulit dan berat, bahkan
hanya sekedar untuk bismillah

kejora
sejak hati ditasbihkan pada cinta yang api
perasaan halus lembut sering heran dan menderita
di lingkar doa
lihat diri sendiri ringkih memanggul nisan
nurani menjerit-jerit

: Oh, padaMu sungguh
dibakar rindu


(lifespirit , 2 Januari 2012)

Catatan : Beberapa kalimat dalam puisi di atas saya suting dari salah satu komen sahabat baikku Tedja Alhabd dalam salah satu noteku di tahun 2011.

0 komentar:

Posting Komentar