lukisan by google
Kidung Pelangi
Di pinggir telaga
lama kita duduk berdua
awan pun cerah berseri
tapi tidak dengan lengkung pelangi
Kamu bilang
warna-warni itu telah menghilang
Ah, kamu salah mengerti, jelita
lihat di atas sana…
seperti kala kita lihat semasa kecil dulu
biar tanpa lengkung pelangi, langit tetap biru
burung-burung kecil juga
terbang, berkejaran
berlatar putih mega beriring
Duh jelita
tidak semua alam dengan kidung sama
kemarikan tanganmu
dalam gengam
masih kujaga indah
pelangi, di pucuk-pucuk rindu
__________________________________________________
@ lifespirit 5.1.09/7.3.09
Kidung Pelangi
Diposting oleh
Imron Tohari
on Sabtu, 21 Mei 2011
Label:
puisi cinta,
Puisi kontempelatif
/
Comments: (0)
Cinta dan Rindu
Diposting oleh
Imron Tohari
on Senin, 16 Mei 2011
Label:
puisi cinta,
Puisi kontempelatif
/
Comments: (0)
lukisan by google
Baru sore tadi hujan
malam ini terasa gerah
Di luar gerah
di dalam diri resah
Kubuka jendela
angin mengoyang-goyang kelambu
seperti perasaan rinduku yang
mengoyang-goyang pohon hati
Di setiap kali mengingatmu
o, kekasih, engkaulah itu ranum buah
semerbak wangi surga
Ibarat daun, o, kekasih, engkaulah yang
senantiasa menitip kecup di mihrab-Nya, untukku
seperti ianya, daun itu setia hingga kering dahan
sampai lalu: luruh
di liat tanah menjadi humus
( "Cinta dan Rindu" by lifespirit 16 Mei 2011 )
Baru sore tadi hujan
malam ini terasa gerah
Di luar gerah
di dalam diri resah
Kubuka jendela
angin mengoyang-goyang kelambu
seperti perasaan rinduku yang
mengoyang-goyang pohon hati
Di setiap kali mengingatmu
o, kekasih, engkaulah itu ranum buah
semerbak wangi surga
Ibarat daun, o, kekasih, engkaulah yang
senantiasa menitip kecup di mihrab-Nya, untukku
seperti ianya, daun itu setia hingga kering dahan
sampai lalu: luruh
di liat tanah menjadi humus
( "Cinta dan Rindu" by lifespirit 16 Mei 2011 )
Dalam Pencarian Tuhan
Diposting oleh
Imron Tohari
on Minggu, 08 Mei 2011
Label:
Puisi kontempelatif,
puisi spiritual,
puisi sufistik
/
Comments: (0)
lukisan by google
Dalam Pencarian Tuhan
Biar matahari hanya untuk siang
Bukan berarti dia tiada kala malam
Kecuali ianya meringkuk di sebalik awan langit
Biar bulan hanya untuk malam
Bukan berarti dia tiada kala siang
Kecuali ianya meringkuk di sebalik awan langit
Di sudut bumi belah setengah
Masih perlukah mempertanyakan lagi
Ada dan tiada
Maujud dan tak maujud
Siapa berhasrat meneguk niat membimbing cahaya rasa,*
mengubah kidungan langit demi peribadatan,*
tapi mereka enggan penasaran*
Lalu pikiran dan keyakinan serta merta beradu dentam
Diantara siang dan malam hasrat duniawi menikam-nikam gairah
___________________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 17 April ‘08/8 Mei’11
* dipetik dari karya Nurel Javissyarqi, “Kitab Para Malaikat” Antologi tunggal ; hal.90 – XV:LXIX.
Dalam Pencarian Tuhan
Biar matahari hanya untuk siang
Bukan berarti dia tiada kala malam
Kecuali ianya meringkuk di sebalik awan langit
Biar bulan hanya untuk malam
Bukan berarti dia tiada kala siang
Kecuali ianya meringkuk di sebalik awan langit
Di sudut bumi belah setengah
Masih perlukah mempertanyakan lagi
Ada dan tiada
Maujud dan tak maujud
Siapa berhasrat meneguk niat membimbing cahaya rasa,*
mengubah kidungan langit demi peribadatan,*
tapi mereka enggan penasaran*
Lalu pikiran dan keyakinan serta merta beradu dentam
Diantara siang dan malam hasrat duniawi menikam-nikam gairah
___________________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 17 April ‘08/8 Mei’11
* dipetik dari karya Nurel Javissyarqi, “Kitab Para Malaikat” Antologi tunggal ; hal.90 – XV:LXIX.
Hakikat Tentang Keyakinan
Diposting oleh
Imron Tohari
on Rabu, 04 Mei 2011
Label:
Puisi kontempelatif,
puisi spiritual,
puisi spiritual kontemplatif
/
Comments: (0)
lukisan by google
Hakikat Tentang Keyakinan
Meyakini keberadaan Kekasih
seperti saat menatap ketinggian langit yang
dipenuhi gumpalan awan putih, ada, namun tak tersentuh
Duhai wahai engkau yang tengah dijerat cinta
Dalam diri orang-orang tak ber-Tuhan pikiran itu kuasa
berkehendak atas keinginan-keinginan
lalu mereka, orang-orang tak ber-Tuhan itu serempak berkata
bila pikiran yang menjadikan pengetahuan berkuasa akan hidup
iakah mesti jiwa ini tersalib Tanya akan Kekasih?
O, duhai wahai engkau yang tengah dijerat cinta
diperjalanan spiritual keheningan itu kristalisasi sunyi
Dalam diri orang beriman, seperti halnya hafiz
juga para pencinta
menemu keberadaan rumah Kekasih
mesti rela meninggalkan kebun-kebun pikiran
yang pohon buahnya ranum duniawi
dan membiarkan jiwa berjalan melewati lembah
dengan kanan kirinya berserak burung-burung pemakan bangkai
__________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 4 Mei 2011
Hakikat Tentang Keyakinan
Meyakini keberadaan Kekasih
seperti saat menatap ketinggian langit yang
dipenuhi gumpalan awan putih, ada, namun tak tersentuh
Duhai wahai engkau yang tengah dijerat cinta
Dalam diri orang-orang tak ber-Tuhan pikiran itu kuasa
berkehendak atas keinginan-keinginan
lalu mereka, orang-orang tak ber-Tuhan itu serempak berkata
bila pikiran yang menjadikan pengetahuan berkuasa akan hidup
iakah mesti jiwa ini tersalib Tanya akan Kekasih?
O, duhai wahai engkau yang tengah dijerat cinta
diperjalanan spiritual keheningan itu kristalisasi sunyi
Dalam diri orang beriman, seperti halnya hafiz
juga para pencinta
menemu keberadaan rumah Kekasih
mesti rela meninggalkan kebun-kebun pikiran
yang pohon buahnya ranum duniawi
dan membiarkan jiwa berjalan melewati lembah
dengan kanan kirinya berserak burung-burung pemakan bangkai
__________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 4 Mei 2011
Ingin Kutulis Sajak Bahagia yang ada Serupa Tapi
Diposting oleh
Imron Tohari
Label:
puisi kehidupan,
Puisi kontempelatif
/
Comments: (0)
lukisan by google
Ingin Kutulis Sajak Bahagia yang ada Serupa Tapi
Entah kenapa saat aku ingin menulis sajak cinta,
aku kehilangan huruf c
Saat kualihkan menulis sajak rindu,
aku kehilangan huruf r
Kala ingin kutulis sajak penuh harap
kalimat-kalimat berderet serupa tapi
iakah mesti seperti itu rasa dan fikiran?
Bahkan saat aku berfikir
Aku butuh pekerjaan....
Tapi pekerjaan itu sulit
Aku butuh makan....
Tapi cari makan itu rumit
Aku ingin hidup....
Tapi hidup itu susah
Aku ingin punya pacar...
Tapi punya pacar itu ngurangi kebebasan
Aku ingin punya istri....
Tapi punya istri itu beban
Aku ingin punya anak...
Tapi punya anak itu merepotkan
Aku ingin karier...
Tapi karier itu menyita waktu
Aku ingin banyak uang
Tapi banyak uang mesti kerja keras
Aku ingin kehidupanku tenang;bahagia
Tapi iakah seperti itu bila berkeluh sahaja?
( @ Imron Tohari _ lifespirit 3 Mei 2011 )
Ingin Kutulis Sajak Bahagia yang ada Serupa Tapi
Entah kenapa saat aku ingin menulis sajak cinta,
aku kehilangan huruf c
Saat kualihkan menulis sajak rindu,
aku kehilangan huruf r
Kala ingin kutulis sajak penuh harap
kalimat-kalimat berderet serupa tapi
iakah mesti seperti itu rasa dan fikiran?
Bahkan saat aku berfikir
Aku butuh pekerjaan....
Tapi pekerjaan itu sulit
Aku butuh makan....
Tapi cari makan itu rumit
Aku ingin hidup....
Tapi hidup itu susah
Aku ingin punya pacar...
Tapi punya pacar itu ngurangi kebebasan
Aku ingin punya istri....
Tapi punya istri itu beban
Aku ingin punya anak...
Tapi punya anak itu merepotkan
Aku ingin karier...
Tapi karier itu menyita waktu
Aku ingin banyak uang
Tapi banyak uang mesti kerja keras
Aku ingin kehidupanku tenang;bahagia
Tapi iakah seperti itu bila berkeluh sahaja?
( @ Imron Tohari _ lifespirit 3 Mei 2011 )