Sungai Kata




Malam …
masih purnama
lembar daun dirayu embun
bibir angin membisik

“Tidakah kau lihat
debudebu
berjejal
berebut
menyetubuhi daun?”

Lalu kedukaan menyapa
:cinta itu derita, untuknya
teguk airmata duka
biar tahu ada, Nikmat Surga

Dan kau kekasih

Kesendirian


SAAT roh jiwa menyatu pada penghambaan cinta, gelap adalah sifat malam, pada kesendirian bebaskan ilusi-ilusi tentang cinta,dan
cinta ibarat ulat yang tengah menggerogoti ranumnya apel, bermetamorfosis, menari-nari diantara bunga-bunga yang tengah merekah di ladang-ladang cinta. Bahkan saat dekat dengan kekasih, cinta adanya airmata, saat setiap bulir-bulir bening meleleh di pipi, seribu aksara tanpa kata seakan bercerita tentang kepedihan atau kegembiraan yang tiada terkata.

Kesendirian

MENGANTAR tangisan kekasih,
saat tubuh-tubuh tak lagi berpeluk, bibir-bibir tak lagi berkecup,masihkah burung merak bisa membanggakan bulu-bulu indahnya?
Sedang terkasih adanya pemburu yang tengah terbuai nyanyian peri-peri hutan.

Lihat …

Padapada malam, bintang tidak akan setia, jadi jangan tanya pada cinta atas kebenaran cinta, karena dia sebenarnya mengeram di dasar kedalaman lautan hati, perlu ribuan mil baginya untuk muncul kepermukaan pada ujudnya yang tak tersentuh, kecuali aksara-aksara tanpa kata yang menyenandungkannya pada rasa.

DAN kala diri melarut pada tubuh malam … lumat hangat bibir kekasih, cinta itu ibarat keterasingan, saat diri tengah melebur cinta, sifat-sifat yang dahulu tidak kau kenal, tiba-tiba menyeruak bagaikan tamu-tamu asing menghantarkan pernak-pernik keindahan rasa, padapada cinta ibarat luasnya jiwa, saat jiwajiwa dilanda cinta, di sana tak ada beda siang dan malam,kecuali saat degup jantung laksana genderang perang, di sana bermuaranya rasa, dan jika itu kau tanyakan pada api, dia akan berkata

: akulah jiwa dari rohku, yang akan menghangatkanmu dikala musim dingin membekukan darahmu, juga akan membakar menjadikan abu, kala kemarau hati melebur pada ketidak sabaranku.

Namun bila itu kau tanyakan pada air, maka air pun akan berkata

: akulah yang akan menghanyutkan kedukaan, seperti halnya aku menghanyutkan Musa kecil dari kejaran pecinta-pecinta firaun, dan wujud airmataku akan menenggelamkanmu saat kau taburkan benih-benih ketidak setiaan Zeus pada Hera.

Namun saat malam kembali bercermin pada cahaya bulan

Kesendirian

Mengajak PIKIRAN kembali tertuju pada terkasih
Dan genangan air mata itu
adalah kekasih,
adalah semua segala

Di sana …
menyatu
pada keadaan,
bebaskan roh jiwa melangkah,
pada rasa,
bebaskan airmata mengalir
mengkristal
membabtis hati
di ladang :
KEKASIH.

___________________________________
@ Sajak panjang liris, lifespirit, 24 mei 2009

0 komentar:

Posting Komentar