Teja yang Winaya


Ponco"Pena Api"Lou

Teja yang Winaya
: Ponco

melihat ke dalam diri

gunung berkabut
angin lirih turuni tebing

di atas awan. cuaca berubah-rubah
lalu siapa yang bisa menerka akhir musim
seperti saat dihitungan seperempat umur lalu
kala pertamakali atmamu melihat cahaya Illahi
menusuk celah dedaun di kebun hati
memberi jejak angin membawa gema

dikurunwaktu hidupmu hingga saat ini
lebih berat mana antara dosa dan pahala
hingga airmatamu memadamkan nyala lilin
dan atmamu memanggilmanggil

"surau,o, surau
aku memahaminya
---lelaku"

_____________________________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit Ramadhan,27.8.2010/rev/9.11.2010

( Di hari dan bulan kelahiranmu ini, ijinkan kuhadiahkan kembali puisi pendek sederhana ini untukmu wahai sahabatku,saudaraku yang Mualaf Ponco”Pena Api”Lou. Semoga cahaya keimanan senantiasa dilimpahkan Allah padamu. Amin3x. Insya’allah ).

te•ja /téja/ n 1 cahaya (awan) yg merah kekuning-kuningan kelihatan di kaki langit sebelah barat (ketika matahari terbenam); 2 pelangi
wi•na•ya n pendidikan; tuntunan
pon•co n baju untuk penghangat badan atau sbg jas hujan yg dibuat dr kain persegi empat yg berlubang di tengahnya tempat memasukkan kepala

Doa Di Tikungan


gambar diunduh http://media.photobucket.com/image/tangis%20sufi/merahputih/blogposts/87360458_d685068e2f_d.jpg

Doa Di Tikungan


keterkejutan masih memaku mataku
setelah menggembalikan dompet ke tanganku
lelaki itu berjalan dan menghilang
di tikungan
lampulampu jalan belum semua dimatikan
dan yang kulihat menempel di kaca jendela
titiktitik embun lembab menatapku
lalu mengitari pagi yang menyisakan cerita malam
di mana penyesalan meniada sebelum
tibatiba kutahu dompet hilang.jatuh
membentuk ceruk labirin
gundah jiwa
kening berkerut
bulu mata sesal melirik
jantung dalam jasad berdegup-
degup.seperti saat tahu uang, ktp,sim,atm, bahkan kartu kredit
dalam dompet ikut lesap──

begitu halnya dengan jasad
seperti dompet dan segala
isinya. tidakkah kesukaan bisa tibatiba beralih kesedihan
mencipta doa berlapis.mantra mengangkasa.ritmis yang minor
lalu mengelilingi orang-orang yang tibatiba agamis menguntai
bijibiji tasbih penuh.berjanji
siangi rerumput liar
sebelum menuju ke puncak
kesejatian

o masih seperti itukah bila tak ada luka kehilangan?

_________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit, 19 Agustus 2010

TELISIK


lukisan diunduh http://www.google.co.id/imglanding

TELISIK

petak-petak sawah kanvas alam yang melukis
peluh petani diperas surya mengalir sungai

mantra. kerbau lengguh membajak lumpur
lalu padi menguning emas.o dari mana entah

burung-burung datang bercicit
mematuk. batang padi bergoyang ular mengintip

── kuuung, katak bersahut di malam tiba
cerita purba. petani menanam biji surga
tunas hijau disebar tumbuh memenuhi sawah
rimbun harapan memetik keyakinan

di rahim mayapada. alam itu mualamat
berkejaran
__________________________________________________

@ Imron Tohari _ lifespirit 10 Agustus 2010

# mualamat : ilmu pengetahuan

Airmata yang Rindu Kekasih


diunduh http://www.google.co.id

Airmata yang Rindu Kekasih


untuk menjadi kupu, ritus kepompong adalah laku
tapi suka cita membutakan mata cahaya
menjadikan lidah kaku batu tuk mengeja alif
lupa, jalan pulang

bila puasa itu kepompong
hari yang raya itu sukacita
untuknya pecinta bersulang anggur
hingga panas membakar
retak mata menetes, wangi
airmata
almufarid

__________________________________________________
@ Imron Tohari – lifespirit, 28 March 2011

Almufarid* = orang yang gemar berdzikir dan atau gemar zikrullah serta selalu mengamalkannya demi kebaikan sesama, dan tidak peduli apa yang dikatakan atau diperbuat orang terhadapnya. Karena sesungguhnya mereka melakukan dzikir semata-mata karena Allah SWT.

Jalan Rindu


lukisan di unduh :http://wb3.itrademarket.com/pdimage/65/845465_037-70x90colournaturaldecoratifsuyatno.jpg

Jalan Rindu


terik kemarau tiada air
dedaun kuning melayang
jatuh di bawah pohon kapas
mendongak,o, di dahan kurus
tiada merdu kericau burung

malam angin mengetuk-ngetuk jendela kamar
di ruang asmara meja rias resah
berkacakaca--- bersedih di muka cermin
mencari-cari diri kekasih bertanya kapan pulang

suara ketukan semakin keras
membuka jendela tinggalkan bayangan diri
bulir air mata menitik di dingin lantai
hikmat sunyi kunci menuju tujuh pintu jalan rindu
tapi,o, malam lengang takkan begitu saja jadi pagi
lalu terangnya memberi berkah abadi,
kecuali tlah sebenarbenarnya
---luka melebur pada hakikat hikmat

________
@ Imron Tohari _ lifespirit, 7 Juli 2010

Cinta yang Bertanya


lukisan diunduh http://maramissetiawan.files.wordpress.com/2009/11/cangkir.jpg

Cinta yang Bertanya

sore itu
saat kita duduk berdua
di matamu
kudapati hujan semacam tirai
beribu tanya akanku
“bila airmata tak lagi berarti
bila rindu serupa angin---byar
asa tercekik. Mengunyah taring
masihkah engkau menatapku
rindu seperti awal?”
ucapmu lirih
kau sandarkan kepala di dadaku

o kau yang melarung tanya
dalam pelayaran cinta
ketakutan akan luka tiada lagi arti
semenjak kita putuskan untuk bersama
sebenarnya luka itu telah mengada
menyerta jadi…

kemarikan tanganmu biar kugenggam
dan bercerita tentang keseharian

o kekasih

berlaksa kata
bersama kita lewati hari
bagaimana aku bisa meniadakanmu
bila gemericik air dari ketel
yang kau tuangkan untuk secangkir kopi
setia menemani pagiku
dan gemericik itu
kini selalu menyuarakan melodi
di telingaku
membisikkan namamu
tak mudah kuhapus kenang

____________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 3 Agustus 2010